Pada tahun 2016, Noldus Information Technology mengeluarkan facial expression recognition software yang mampu menilai jika kamu memiliki wajah jutek atau nggak. Perangkat lunak itu memetakan lebih dari 500 titik pada wajah dan dapat menentukan lima emosi dasar manusia: bahagia, sedih, marah, takut, terkejut, dan jijik
Dalam bahasa Inggris, wajah jutek sering disebut dengan istilah Resting Bitch Face (RBF) dan rupanya ini adalah istilah yang terdaftar dalam Urban Dictionary sejak tahun 2019
Pada akhirnya, kamu terbiasa akan segala anggapan orang mengenai dirimu dan wajahmu
Setelah waktu berlalu, kamu akhirnya menerima wajahmu yang sebenarnya tegas itu dengan apa adanya. Dinilai sombong, angkuh, dingin, sudah biasa, tidak apa-apa. Yang penting, kamu tidak menjadi apa yang mereka pikirkan.
Baca Juga: 5 Keistimewaan Ini Hanya Dimiliki Cewek Berwajah Jutek
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Sudah capek dan begah rasanya saya menanggapi pertanyaan “Lo kenapa? Lagi bete, ya? Lagi marah sama siapa, dah?”, pada kehidupan sehari-hari. Dari SMP hingga kuliah. Bukan karena saya sedang betul-betul marah, tapi karena saya memiliki default wajah yang terbilang jutek. Iya, raut muka yang jika diam saja, nggak ada smiling face-nya sama sekali. Padahal, saya nggak bermaksud sama sekali untuk jutekin orang lain.
Di sisi yang lain, saya juga seringkali dibilang ketus hanya karena teman-teman melihat raut muka yang diselaraskan dengan suara saya. Padahal, saya sedang tidak berbicara dengan nada tinggi. Apalagi niat memarahi. Atau jika teman-teman sudah bertanya berkali-kali, apakah saya sedang marah atau biasa aja, yang tadinya nggak marah, malah mangkel sendiri. Sebel ditanya hal yang sama terus-menerus, tuh.
Sudah tahu raut wajah saya memang begini adanya, kenapa juga harus ditanya hal yang sama terus. Sumpah, bukan maunya saya juga terlihat jutek dan terkesan selalu serius gini. Memang udah dari sananya. Memang default-nya begini.
Meskipun begitu, lambat laun saya menyadari, sepertinya memang ini resiko bagi orang yang memiliki default wajah jutek. Ditambah saya yang jarang senyum—pada masanya. Jadi makin-makin, deh, dilabelin “Mas-Mas jutek” oleh beberapa teman sekolah, kampus, lingkungan kerja—bahkan hingga saat ini.
Ketahuilah, saya nggak bermaksud jutek apalagi ketus sama orang lain. Suwer, deh. Saya juga bukannya tanpa usaha sama sekali, kok. Sebelum seperti sekarang ini, saya coba eksperimen, beberapa kali mengubah cara berbicara, menyapa, juga berkomunikasi dengan orang lain agar tidak dibilang jutek terus. Butuh perjuangan karena butuh pembiasaan.
Akhirnya, saya dianggap tidak begitu jutek lagi karena sudah membiasakan diri untuk senyum ketika berpapasan dengan orang lain. Namun, ternyata muncul kendala lain. Murah senyumnya saya malah jadi bahan olokan. Kata beberapa teman, saya terkesan tebar pesona dan cari perhatian kepada perempuan, “Nggak usah tebar pesona, deh. Nggak usah sok manis gitu”.
Lah, gimana, sih. Mempertahankan raut wajah jutek salah. Mencoba ramah dengan murah senyum malah lebih salah. Padahal, saya menjadi murah senyum dan menyapa banyak orang, bukan hanya perempuan aja. Apalagi untuk menarik perhatian mereka. Hadeeeh. Serba salah jadinya.
Pada dasarnya, bagi saya, menjadi seseorang yang memiliki default wajah jutek itu nggak enak. Khususnya ketika di lingkungan yang menuntut kita untuk ramah dan murah senyum. Di satu sisi, saya nyaman dengan default jutek ini. Di sisi yang lain, secara tidak langsung saya dituntut harus mengubah sesuatu yang sebenarnya membuat saya nyaman secara personal.
Bagi saya, ada sisi positif ketika kita memiliki wajah dengan default jutek. Bukan maksud melakukan suatu pembenaran, tapi apa yang saya alami berdasarkan dari pengalaman. Beberapa diantaranya:
Pertama, dianggap orang yang serius ketika menyelesaikan suatu persoalan karena terlihat selalu sedang berpikir. Kedua, karena raut muka yang seringkali terlihat serius, orang dengan default wajah jutek dianggap sebagai pendengar yang baik ketika diajak curhat oleh temannya. Jadi, nggak selamanya orang yang jutek itu terkesan negatif, kok.
Dan yang harus orang lain tahu, nggak semua orang yang terlihat jutek adalah orang yang pendiam, nggak suka ngobrol, apalagi nggak suka bercanda. Saya (sebagai perwakilan orang yang seringkali dibilang jutek), suka ngobrol dan suka bercanda juga, kok. Bahkan gampang dibuat ketawa melalui suatu tulisan atau pun secara lisan—verbal dan langsung. Jadi, orang yang jutek itu nggak se-menyeramkan dan se-membosankan itu, kok.
Itu kenapa, saya jadi lebih memahami ketika ada orang lain yang juga memiliki default wajah yang sama. Dan saya pikir, nggak perlu dengerin terlalu banyak apa yang dikatakan orang, lah. Ditambah, memiliki default wajah jutek itu di luar kuasa tiap orang, lho. Kecuali memang ketika seseorang sedang marah, tentu lain soal.
Dan ada baiknya, orang lain di sekitar bisa lebih memahami seseorang yang memiliki default wajah jutek. Nggak perlu judging. Lebih baik kenal lebih dekat dulu, diajak ngobrol. Karena nggak jarang, orang yang dikenal jutek itu menyenangkan, seru diajak ngobrol, easy going, lah. Kalau sesekali misuh, wajar, kok. Manusiawi.
BACA JUGA Misteri Pegawai Tata Usaha Sekolah yang Seringkali Judes atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Terakhir diperbarui pada 6 Maret 2020 oleh Nia Lavinia
Kesan pertamamu adalah sombong
Ketika kamu memasuki lingkungan baru, tentunya kamu akan memberikan kesan pertama bagi orang lain.
"Sombong, angkuh, dan jutek," kata mereka ketika pertama kali melihat kamu.
"Kamu lagi badmood ya?"
Seringkali pula, teman barumu menanyakan apakah moodmu sedang buruk atau kamu sedang marah. Padahal kamu biasa-biasa saja, duh!
Setelah melakukan pengujian, perangkat lunak ini menunjukkan kalau emosi jijik hanya mencapai angka 3% pada wajah yang normal. Sedangkan pada wajah jutek, emosi itu mencapai angka 5,76%
Menurut ahli statistik Rene Paulson, pemilik wajah RBF ini memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik. Sebab ketika banyak orang mampu menyampaikan perasaannya menggunakan mimik wajah yang tepat, pemilik wajah jutek belajar untuk mengekspresikan yang terjadi dalam dirinya dengan cara berbeda
Orang akan ragu untuk berbicara padamu, bahkan untuk berteman denganmu
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Gara-gara wajah jutekmu, orang akan berpikir dua kali untuk menghampirimu atau sekadar menyapamu.
Baca Juga: Selalu Berperan Jutek, Tapi 7 Foto Kim Ji Won Ini Justru Anggun Banget
Apakah kamu pernah dinilai jutek terhadap orang lain? Padahal berkomunikasi dengan mereka saja belum pernah. Jangan sedih, ternyata banyak lho yang mengalami hal seperti kamu. Lantas apa sih sebenarnya yang membuat kamu selalu dianggap jutek? Padahal karakter aslinya tidak seperti itu.
Punya wajah jutek atau istilahnya sering disebut resting bitch face dimiliki oleh sebagian orang di dunia. Wajah seperti itu kerap menimbulkan persona bahwa kamu tidak bahagia, selalu merasa kesal, dan bisa juga dianggap sebagai orang yang tidak ramah. Sejumlah selebriti yang memiliki resting bitch face adalah Kristen Stewart sampai Kanye West.
Seorang penulis dan pendiri Science of People Vanessa Van Edwards menjelaskan dalam melakukan penelitian untuk bukunya, dirinya menemukan studi yang menarik tentang ilmu wajah jutek. Terungkap alasan mengapa wajah orang bisa terlihat tenang, dan ada pula orang dengan wajah jutek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa yang Membuat Wajah Jutek?
Seorang ahli saraf, Jason Rogers menunjukan gambar netral wajah selebriti melalui perangkat lunak pemindaian wajah untuk menemukan perbedaan antara mereka yang memiliki wajah jutek dan mereka yang tidak. Dia menemukan bahwa wajah netral yang khas hanya akan mencatat sekitar 3% emosi tersembunyi.
Berbeda dengan orang-orang dengan wajah jutek, menunjukkan rata-rata 6% emosi yang mendasari. Sebagian besar dari itu menunjukkan ekspresi penghinaan. Penghinaan penuh ditunjukkan saat satu sisi mulut sedikit terangkat.
Hal tersebut terkait dengan fitur wajah. Beberapa orang memiliki bentuk bibir yang sedikit terangkat, hal tersebut yang membuat wajah mereka terkesan jutek, padahal mereka merasa netral. Hal tersebut bisa menyebabkan masalah karena dengan tipe wajah seperti itu seolah berekasi negatif seperti kebencian dan penghinaan untuk orang lain.
Ciri-ciri lain wajah jutek adalah fitur wajah yang cenderung turun ke bawah. Misalnya, beberapa orang memiliki mata tertunduk, kedua sudut mulut ke bawah yang membuat mereka terkesan kesal. Inilah mengapa orang sering mengira kamu jutek padahal tidak ada yang salah.
Cara untuk Membuat Wajah Lebih Ramah 1. Saat kamu melihat seseorang, lihatlah mereka dan usahakan matamu lebih terbuka.
2. Gunakan riasan untuk membentuk kembali mata kamu yang tertunduk. Untuk mata yang tertunduk, wanita bisa menggunakan eyeliner dan bayangan untuk menarik lebih banyak perhatian ke mata bagian atas agar terlihat lebih terbuka.
3. Memiliki fitur bibir yang mengarah ke bawah membuatmu tampak jutek. Untuk itu berlatihlah untuk tersenyum kecil untuk menghilangkan kesan tidak ramah.
4. Sebenarnya kamu tidak berkewajiban untuk mengubah wajah jutek yang kamu miliki. Itu adalah bagian dari diri kamu dan jika kamu memilih untuk menerimanya, kamu dapat memastikan orang-orang yang berada di sekitar menilai berdasarkan kata-kata dan tindakan bukan sesuatu yang dangkal seperti hanya melihat dari wajah.
Punya wajah jutek alami yang didapat sejak lahir, seperti Emma Watson atau Bella Hadid? Hal yang paling sering kamu dengar dari orang-orang di sekitar pasti berbunyi seperti, "Kamu sedang marah? Jutek banget," atau "Senyum sedikit, nggak sopan kalau terlihat galak." Di hadapan orang baru, kamu pun sering memancarkan kesan pertama yang kurang ramah karena raut wajah seperti itu. Sebagian pun ada yang langsung merasa segan atau takut.
Memiliki wajah yang terlihat kurang ramah memang kurang menguntungkan karena akan menyulitkanmu untuk bersosialiasi serta menimbulkan kesalahpahaman. Namun menurut Bustle, mereka yang memiliki wajah jutek alami kehebatan yang tersembunyi dalam diri mereka. Dalam sebuah penelitian, pemilik wajah dengan ekspresi jutek ini terbukti adalah komunikator yang baik.
Lebih lanjut lagi, hasil data itu membuktikan kalau mereka dengan wajah jutek secara nggak sadar menunjukkan sisi emosi itu pada wajahnya, dan orang lain percaya begitu saja saat melihat ekspresi alamimu. Ini juga membuat para peneliti percaya kalau otak manusia mampu menyadari emosi jijik selemah apapun dan memberi respon negatif terhadap hal itu, yang kemudian berujung pada kesalahpahaman
Terlahir dengan wajah jutek memang kurang menguntungkan dalam beberapa situasi, seperti ketika ingin membuat pertemanan di lingkungan baru. Namun jangan berkecil hati, Bela. Ingat kalau kamu memiliki kemampuan spesial dalam berkomunikasi karena mimik wajah itu. Juga untuk membuat kesan pertama yang menyenangkan, kamu bisa berlatih tersenyum sehingga ekspresi wajah jadi terlihat lebih ramah!
Buat kalian yang memiliki wajah jutek, pastinya tidak asing lagi jika kalian dianggap tidak ramah dan takut untuk didekati. Padahal, wajahmu memang sudah begitu dari lahir dan kamu tak bisa mengubahnya.
Yuk, intip 5 hal yang hanya bisa dimengerti oleh si wajah jutek.